Jumat, 02 Desember 2011

hujanku bukan hujanmu

musim penghujan sudah mulai menyelimuti jogja....
sekedar rintik.. bahkan sesekali hujan deras diiringi angin..yang cukup merepotkan.
penjaja kali lima yang kelelahan karena harus bolak balik menyelamatkan dagangan mereka.
si mbah si mbah dengan jarik (kain) yang mengayuh sepeda onthel sesekali mengusap wajah yang tersapu air hujan... dan sesekali pula terciprat air dari mobil-mobil yang melaju kencang yang tak pernah mau tahu... nasib si mbah renta.

di tengah berita-berita bencana yang mulai bermunculan.. (sepertinya menjadi tradisi di negeri tercinta menjelang musim hujan tiba).. ada keinginan untuk merasakan nikmatnya hujan..
sengaja mengitari jogja di tengah hujan deras. berdua dengan adinda tercinta, membiarkan hujan membasahi sekujur tubuh.. merasakan air hujan yang masuk di sela-sela bibir... nikmat.. sambil membayangkan banyak tempat di belahan bumi yang merindukan hujan segera turun.... sesekali terdengar senandung adinda menghalau dingin
hujan semakin deras.. pandangan mata semakin terbatas.. dingin semakin merasuk. sesekali melewati sungai besar yang membelah jogja... akankah tiba-tiba lahar dingin yang muncul? karena menurut para pakar.. masih banyak material di puncak gunung yang siap meluncur setiap saat ketika hujan deras turun.

tiba-tiba pula teringat cerita seorang teman tentang hujan..... tentang sungai...tentang angin..tentang batu kerinduan menyeruak ditengah dingin yang menusuk... tak terasa air hujan disela bibir berubah rasa menjadi asin.... hmmmm pertanda... ini saatnya untuk kembali pulang.. merasakan hangatnya pelukan sang kekasih...
cinta.. aku pulang ....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar